Nilai yang "bernilai"

Siapa sih yang enggak mau mendapatkan nilai setinggi langit? Siapa juga yang enggak mau dilihat orang lain sebagai mahasiswa otak dewa? Atau siapa yang enggak mau nilai minimal yang mereka punya sampai akhir penilaian nanti adalah AB? langsung comment kalau ada yang ngejawab ‘tidak’ untuk ketiga pertanyaan saya di atas…

Saya baru saja melewati masa-masa paling menyibukan di kampus ini (UTS). Ini adalah UTS ketiga saya semenjak saya menjadi mahasiswa di Institut ternama di Indonesia.

Gimana hasilnya, Del? l Ciyuss nih mau tau banget? l Mau...

Saya baru saja menerima satu nilai dari delapan nilai yang harusnya saya terima dan itu sungguh menggetarkan jiwa. Kenapa tidak, mata kuliah yang saya anggap mampu saja harus menjadi beban di UAS kemudian. Saya mulai memperhitungkan strategi baru untuk memperbaikinya. Pastinya bukan hanya saya yang menyiapkan strategi untuk menutupi nilai yang terbilang jelek mungkin teman-teman saya yang sedang merasakan hal yang serupa sedang meyiapkan strategi jitu untuk menghadapi UAS di awal bulan 2013. 

Oke… memang nilai bukan segalanya tetapi segalanya butuh nilai bukan? Nilai juga merupakan aspek terpenting untuk mengukur seberapa mengertinya kita akan suatu mata kuliah dan nilai ini lah yang pasti akan ditanyakan oleh kedua orang tua kita nantinya. Selain itu nilai yang bagus di transkip akhir juga akan memudahkan kita untuk diterima di perusahaan yang kita mau (Ingat nilai itu bukan segalanya tetapi segalanya butuh nilai).

Kita lupakan tentang nilai sejenak dan mari kita fokuskan tentang proses peraihan nilai itu. Kalau dikatakan saya pernah mencontek atau tidak pastilah memang saya pernah mencontek. Kalau ditanya frekuensi mencontek saya seberapa banyaknya tentu saja hanya terhitung dengan jari. Yah tetapi dari hasil contekan itu tidak membuat nilai saya meroket menjadi A dan hal itu yang menyadarkan saya bahwa mencontek itu adalah hal yang sia-sia. 

Untuk mendapatkan sebuah nilai yang bernilai memanglah tidak mudah. Mungkin ada orang lain disana (sebut A) yang ketika dia  mencontek maka akan membuat nilainya tertolong tetapi nilai yang dia peroleh tidak bernilai di mata orang-orang yang mengetahuinya. Dan ketika A mengerjakan soal ujiannya tanpa mencontek dan memperoleh nilai sangat memuaskan, mungkin teman-temannya di sekeliling dia akan langsung berprasangka kalau nilai itu bukanlah hasil kerja dia. Maka biasakanlah untuk menjadikan nilai itu sebagai sesuatu yang bernilai. Bukan hanya bernilai dari segi angka tetapi bernilai dari segi moral.