Saya pernah mengisi sebuah petisi dari http://www.change.org beberapa bulan lalu. Saya masih ingat petisi pertama saya berupa kecaman atas ekspolitasi hiu untuk konsumsi manusia. Saya membaca petisi itu dengan amat sedih. Bagaimana tidak bahwa hewan laut itu diekspolitasi oleh manusia-manusia yang juga saudara kita untuk keuntungan mereka sendiri. Mereka menjualnya kepada pemilik restoran atau mereka mengkonsumsi hiu itu secara pribadi. Manusia sudah semakin menjadi-jadi. Mereka tidak peduli apakah hiu itu halal atau tidak asalkan ketika mereka mengkonsumsi olahan hiu dapat memberikan kepuasan bagi yang memakannya.
Banyak petisi yang kemudian muncul pada inbox email saya, ya memang ketika saya mengisi petisi saya yang pertama untuk menyelamatkan hiu, saya meninggalakan email saya di halaman link tersebut. Saya menjadi orang yang beruntung karena setelah saya mengisi beberapa petisi yang dikirimi oleh change.org saya semakin mengetahui berita-berita terkini yang tidak selalu masuk media massa. Bagaimana mungkin media massa akan meliput mengenai berita yang tidak akan menguntungkan dirinya? Ya itu karena ruang public kita semakin bobrok atas dikuasainya media massa oleh mereka yang berduit, namun bukan ini lah yang akan saya bahas pada tulisan kali ini.
Hari ini saya mendapatkan ajakan baru untuk mengisi petisi dari change.org yang dimulai oleh Angela dari Bogor. Ajakan itu berjudul “Gubernur-Sultan Yogyakarta: Bantu Hentikan Kekejaman Perdagangan Anjing untuk Konsumsi di Yogyakarta”. Betapa sakitnya hati saya ketika saya membaca detail dari ajakan tersebut. Dahulu saya membaca tentang hiu yang dikonsumsi manusia dan sekarang giliran anjing yang menjadi buruan manusia untuk dikonsumsi. Bagaimana mungkin ada orang yang tega berbuat sadis pada hewan malang yang seharusnya menjadi sahabat manusia? Anjing-anjing malang itu harus merasakan sakit yang amat mendalam ketika mereka disembelih seperti sapi-sapi di pasar. Itu tidak normal bukan? Itu kejam bukan? Walaupun saya sendiri merasa takut ketika sedang berada di dekat hewan itu tetapi saya masih memiliki akal sehat dan hati nurani untuk tidak menyakiti hewan-hewan itu.
Saya Angela, beberapa waktu ini saya mendengar adanya perdagangan anjing yang dilakukan di Yogyakarta, yaitu dengan menerima pengiriman sejumlah anjing yang dilakukan di Yogyakarta, yaitu dengan penerimaan pengiriman sejumlah anjing dari daerah Pangandaran, Jawa Barat. Perdagangan anjing itu dilakukan dengan cara mengangkut sejumlah anjing dengan cara yang kejam dan dibawa ke Yogyakarta untuk diperjual belikan.
Pesan itu sebagai pembuka akan penjelasan mengenai konsumsi daging anjing. Disini dapat saya simpulkan bahwa bukan hanya ekologi yang harus diselamatkan tetapi juga seperangkat makhluk hidup yang tinggal didalamnya. Saya mengikuti satu mata kuliah tentang Ekologi Manusia yang mengajarkan mulai dari apa itu ekologi, seperti apa krisis yang terjadi saat ini sampai pada teori-teori dari orang yang konsen pada bidang ekologi. Disana disebutkan bahwa terdapat satu teori tentang etika lingkungan yang membawahi tiga pandangan yaitu, Antroposentrisme, Biosentrisme dan Ekosentrisme. Semuanya memiliki kriteria masing-masing. Memang teori itu berjudul teori etika lingkungan namun bila kita teliti lebih dalam, teori itu bisa kita pakai untuk menyimpulkan siapa kita dalam keadaan apapun termasuk pada pembahasan saya kali ini.
Jika ditanya teori mana yang seharusnya kita anut sebagai manusia yang berakal sehat, pastilah jawabannya ekosentrisme. Ekosentrisme yang memiliki pandangan ideal tentang alam tidak pernah memisahkan manusia, alam dan makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Ekosentrisme memperluas pandangannya dari sekedar menjaga lingkungan menjadi menjaga lingkungan dan komunitas didalamnya. Manusia diajarkan untuk melebur dengan kehidupan alam dan makhluknya. Tidak ada eksploitasi dan hanya menggunakan sumber daya yang ada untuk kepentingan hidup dengan secukupnya. Namun apa yang terjadi? Kita masih bersifat antroposentrisme. Kita masih mementingkan ego kita untuk mendapatkan segalanya. Kita menganggap bahwa kita adalah penguasa dan alam beserta isinya tidak memiliki nilai. Dan kita masih melakukan eksploitasi terhdap semua yang kita inginkan. Kemudian saya semakin merasakan itu ketika saya membaca isi petisi dari change.org yang masuk pada inbox saya.
Saya merasa malu pada Allah yang telah menciptakan. Saya merasa malu kepada semesta yang lebih berusaha untuk menyeimbangkan dan memberikan banyak kebutuhan untuk kepentingan manusia, sedangkan manusia disini tidak melakukan hal yang setimpal. Saya rasa yang bisa kita lakukan saat ini hanya membuat perubahan. Jangan berlaku menjijikan lagi dengan tidak peduli kepada sesame makhluk hidup ciptaan Allah. Ada satu kalimat yang selalu saya ingat tentang suatu kejahatan bahwa Karma does exist but it’s never too late for us to change! Ingatlah bahwa tidak hanya manusia yang hidup di bumi ini. Manusia membutuhkan alam dan makhluk hidup lainnya. Hargai mereka jika kita masih mau dihargai.
because I’m human and dogs aren’t meant to be eaten!
Isi petisi ini sekarang juga! Tunjukan kepedulianmu melalui aksi nyata untuk menyelamatkan ratusan anjing atau makhluk hidup lain yang dieksploitasi oleh saudara kita sendiri dari pertiwi ini. Kalau bukan kita yang menjaga warisan dunia lalu siapa lagi?