Tulisan di bawah ini merupakan hasil karya dari Masgun via tumblr. Saya hanya ingin memindahkannya ke halaman ini kok, serius. ga ada apa-apa. serius….
Dalam perjalanan yang kita buat, kita (mungkin) akan bertemu dengan seseorang yang cukup baik budinya, sopan lakunya, menyenangkan bicaranya, (terlihat) menarik kepribadiannya, cukup baik agamanya. Seseorang yang membuat kita berpikir bahwa (mungkin) dia adalah seseorang yang selama ini kita tunggu kemunculannya. Seseorang yang berhasil membuat kita cukup nyaman dan aman. Seseorang yang berhasil membuat kita berpikir sekaligus berangan-angan. Meski memiliki banyak kekurangan, kita lebih merasa banyak kecenderungan.
Kita berpikir seratus langkah lebih jauh setiap kali dia melakukan sesuatu. Kita menduga-duga bagaimana perasaannya kepada kita sebab kita tidak pernah tahu. Kita menerka apakah dia begitu baik hanya kepada kita atau memang pada dasarnya dia baik kepada semua orang.
Kita membuat sebuah analisis sederhana tentang pertanyaan ‘jika’ dan ‘seandainya’. Kita (mungkin) memikirkan bagaimana bila hidup ini dijalani dengannya. Betapa bahagianya, betapa menariknya, dan betapa serunya.
Saat itu terjadi, sejatinya kita sedang membiarkan diri kita lepas dari pijakan. Kita sedang melangkah ke arah yang tidak kita tahu jauhnya, terbang dan tidak kita tahu tingginya. Dan kita tidak siap tersesat pun tidak siap jatuh.
Kita harus pandai mengelola ekspektasi kita terhadap seseorang, siapapun itu. Karena kita mungkin sedang diuji, mungkin pula kita memang sedang dianugerahi. Kita tidak tahu itu sebuah ujian atau sebuah anugerah. Selama kita tidak tahu kepastiannya, selama itu pula kita harus menjaga ekspektasi kita terhadap seseorang. Sebab rasa nyaman (dan aman) kepada seseorang itu jauh lebih berbahaya dari jatuh cinta.
Stasiun Malang, Jawa Timur | 10 November 2014 | (c)kurniawangunadi